Selasa, 22 November 2011

Filsafat Pendidikan Agama Islam


Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.
Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat telah mengalami perubahan-perubahan sepanjang masanya. Pitagoras (481-411 SM), yang dikenal sebagai orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengertian fisafat dar segi kebahsan atau semantik adalah cinta terhadap pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebikasanaan sebagai sasaran utamanya. Filsafat juga memilki pengertian dari segi istilah atau kesepakatan yang lazim digunakan oleh para ahli, atau pengertian dari segi praktis.
Selanjutnya bagaimanakah pandangan para ahli mengenai pendidikan dalam arti yang lazim digunakan dalam praktek pendidikan. Dalam hubungan ini dijumpai berbagai rumusan yang berbeda-beda. Ahmad D. Marimba, misalnya mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si – terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Berdasarkan rumusannya ini, Marimba menyebutkan ada lima unsur utama dalam pendidikan, yaitu: (1) Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar; (2) Ada pendidik, pembimbing atau penolong; (3) Ada yang di didik atau si terdidik; dan (4) Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut, dan. 5) Dalam usaha tentu ada alat-alat yang dipergunakan.


Dasar dan Tujuan Filsafat Pendidikan Agama Islam
A.    Dasar filsafat pendidikan agama islam
Sejak dilahirkan, umat manusia telah diwarisi intuisi beragama dan intuisi serba ingin tau, daam perkenbangannya kedua intuisi ini kadang menimbulkan benturan antara pikiran dan perasaan yang mengakibatkan pertentangan batin, adpun wujud dari pertentangan ini adalah akal dan budi. Dengan akalnnya, orang akan memperoleh ilmu pengetahuan sebagai bahan pertimbangan secara lahiriah. Dengan budinya, seseorang akan memperoleh dasar pertimbangan yang mempunyai latar belakang dan
Penggunaan akal budi yang serasi akan menghidupkan sikap arjih dan asih yang timbul dari dorongan batinnya dengan kesadaran hati nurani nya, arjih dan asih adalah gambaran kehidupan iman, yang menuju kearah kehidupan yang berdasarkan taqwa, serta selalu berusaha menjaga hubungan baik antara dia sendiri dengan allah dan antara sesamanya dengan alam.
Kodrat alami manusia secara alami adalah:
a.       Makhluk yang mampu bertindak serta diperlakukan secara individual
b.      Makhluk yang mampu hidup bersama, yakni makhluk social
c.       Makhluk yang mampu menerima pendidikan, atau yang bisa dididik
d.      Makhluk pendukung dan  Pembina kebudayaan dan peradaban
e.       Makhluk beragama, pendukung moral dan etika.
B.     Tujuan filsafat pendidikan agama islam
Dalam merumuskan filsafat pendidikan agma islam, ada beberapa hal yang perlu diperhatian adalah:
a.       Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi
b.      Sifat- sifat dasar manusia
c.       Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban manusia
d.      Dimensi- dimensi kehidupan ideal islam
Menurut Muhammad fadhil al- jamaly, tujuan pendidikan agama islam menurut al- qur’an meliputi:
1.      Menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia diantara makhluk allah lainnnya,
2.      Menjelaskan hubungannnya sebagai makh;uk social dan tannggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat
3.      Menjelaskan hubungan manusia denngan alam dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memekmurkan alam semesta
4.      Menjelaskan hubungannya dengan khaliq sebagai penciptaan alam semesta

Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Penjelasan mengenai ruang lingkup ini mengandung indikasi bahwa filsafat pendidikan Islam telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa sumber bacaan, khususnya buku yang menginformasikan hasil penelitian tentang filsafat pendidikan Islam. Sebagai sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau filsafat pendidikan Islam harus menunjukkan dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya. Muzayyin Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik. Logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, ysng tidak hanya dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Pendapat ini memberi petunjuk bahwa ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.
Tujuan Pendidikan Dalam Filsafat Pendidikan Islam
a.        Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan
 Pendidikan
b.       Membantu mempejelastujuan-tujuan pendidikan;
c.        Melaksanakan krit ik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut ;
d.       Melakukan evaluasi t erhadap met ode dari proses pendidikan;
Pendidik Dalam Filsafat Pendidikan Islam
hakikat seorang pendidik kaitannya dalam pendidikan Islam adalah mendidik dsan sekaligus di dalamnya mengajar sesuai dengan keilmuwan yang dimilikinya. Secara umumnya pendidik adalah orang yang memiliki tanggungjawab mendidik. Dan bila dipersempit pengertian pendidik adalah guru yang dalam hal ini di suatu lembaga sekolah. Perlu digarisbawahi bahwa sebenarnya tugas mendidik adalah pada pihak orang tua (ayah, ibu) atau keluarga. Tetapi mungkin karena banyak tuntutan perkembangan zaman sehingga banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan masing-masing. Menjadi seorang pendidik terdapat juga syarat-syarat yang harus dimiliki oeh seseorang. Apalagi dalam perkembangannya pemerintah telah mencanangkan program sertifikasi guru yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang pendidik (guru). Dengan tujuan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Anak Didik  Dalam Filsafat Pendidikan Islam
A.    Dasar- dasar anak memperoleh kebutuhan.
Sacara kodrat anak memerlukan didikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan- kebutuhan dasar yang dimilki oleh setiap anak yang hidup didunia ini.
1.      Aspek paedagogis
Dalam aspek ini para ahli didik memandang bahwa manusia sebagai animal education atau makhluk yang memerlukan, dalam kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal yang artinya binatang yang dapat dididik, apalagi manusia yang punya akal untuk digunakan berfikir

2.      Aspek sosiologis dan cultural
Menurut ahli sosiologis manusia adalah moscius yaitu makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar atau yang memiliki insting untuk bermasyarakat, dengan adanya hubungan timbale balik dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
3.      Aspek tauhid
Aspek tauhid mengaui bahwa mansia adalah makhluk yang berketuhanan disebut dengan homodivinous yaitu makhluk yang mengakui adanya tuhan atau makhluk yang Bergama( insting relegios).
B.     Pertumbuhan anak manusia
Menurut pendapat para ahli, pertumbuhan anak itu dibagi kepada beberapa macam, dan dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
1.      Pertumbuhan berdasarkan bioligis
Allah berfirman surat al- mukmin:67 yang menjelaskan bahwa manusia iu dari setetes air mani, dan dijadikan segumpal darah, kemudian dilahirkan menjadi seorang anak, dibiarkan hidup sampai masa dewasa, samapai tua, dan sampai wafat. Dari penjelasan ayat tadi dapat diambil kesimpulan bahwa anak itu tumbuh melalui fase- fase sebagai berikut: masa embrio, masa kanak- kanak, masa kuat, masa tua, dan meninggal dunia.
2.      Pertumbuhan berdasarkan psikologis
Diantara ahli didik islam yang mempunyai perhatian pendidikan terhadap anak berdasarkan psikologis ialah ali fikri, menurut  beliau, petumbuhan anak itu melalui 11 fase dan hanya dituliskan 3 fase diantaranya, yaitu: masa kanak- kanak, masa berbicara, dan masa akil baligh.
3.      Pertumbuhan berdasarkan ditaktis
Sabda rosul yang artinya:
“ anas berkata bahwa nabi mhammad SAW barsabda: anak itu bahwa pada hari ketujuh dari lahirnya disembelihkan akikah dan diberi nama serta dicukkur rambutnya, kemudian setelah umur 6 tahun dididik beradab, setelah 9 tahun dipisah tempat tidurnya, bila telah berumur 13 tahun dipukul karena  meninggalkan shalat, setelah berumur 16 tahun dikawinkan oleh orrang tuanya( ayahnya) kemudian berjabatan tangan mengatakan, saya telah ,mendidik kamu, mengajar dan menngawinkan kamu, saya mohon kepada ujan agar kamu dijauhkan dari fitanahan dan siksa kubur.






7Metode Pendidikan Dalam Filsafat Pendidikan
Metode pendidikan yang berfungsi sebagai pengantar unntuk sampai kepada tujun dapat dikatakan baik menurut filsafat pendidikan islam apabila memenuhi beberapa cirri- ciri sebagai berikut:

1.      Metode pendidikan islam harus bersumber dan diambil dari jiwa ajaran dan akhlak islam yang mulia
2.      Metode pendidika islam harus bersifat luwes
3.      Metode pendidikan islam harus berusaha menghubungkan antara teori denngan praktik
4.      Metode pendidika agama islam menghindari cela- cela mengajar yang bersifat meringkas
5.      Metode pendidika islam menekankan kebebasan peserta didik untuk berdiskusi
6.      Metode pendidikan agama islam juga menghormati hak dan kebebasan pendidik untuk memilih metode yang dipandang sesuai dengan watak pelajaran dan pesrta didik itu sendiri.
Dalam literature kependidikan, menurut abudin nara, paling tidak dikemukan tiga bentuk metode pembelajaran, yaitu: yaitu metode pembelajaran yang berusat pada pendidik( teacher centered), metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik  (student centered), dan metode pembelejaran yang berpusat pada pendidik dan pesera didik sekaligus.
Dalam kaitan itu, Abdurrahman AL- nahlawi menyebutkan sejumlah metode pendididkan yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan islam yaitu:
a.       Metode pendidikan dengan hiwar
b.      Metode pendidikan dengan kisah al- qur’an dan nabawi
c.       Metode pendidikan dengan melalui perumpamaan
d.      Metode pendidikan melalui teladan yang baik
e.       Metode pendidika dengan latiha dan amalan yang baik
f.       Metode pendidikan dengan pelajaran dan peringatan
g.      Metode pendidikan dengan membuat senag dan membuat takut.
Kurikulum Dalam Filsafat Pendidikan Agama Islam
Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin curriculum semula yang berarti a  running corse  or roce course especially a chariotrace course dan terdapat pula  dalam bahasa prancis  courier artiyna to run dan kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah  mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai gelar atau ijazah.
 
Prinsip- prinsip kurikulum yaitu:
1.   Prinsip pertama yaitu petualanngan sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan   nilainya
2.   Prinsip kedua menyeluruh yaitu pada tujuan dan kandungan kurikulum
3.   Prinsip ketiga yaitu keseimbangan yang relative antara tujuan dan kandungan kurikulum
4.   Prinsip keempat yaitu berkaitan denngan bakat, minat kemampuan dan kebuuhan pelajar.
5.   Prinsip kelima yaitu pemeliharaan perbedaan individual antara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan masalahnya.
     Ciri- ciri khusus kurikulum yaitu:
1.   System perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insane sehingga memilki peluang untuk menyucikan, menjagnya darpemyimpangan dan menyelamatkannya
2.   Kurikulum yang dimaksud hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan islam
3.   perkembangan peserta didik maupun unsitas kekhasannya serta karakterristik kekanakannnya.
Evaluasi Dalam Filssafat Islam
Dalam dunia keilmuan Islam, pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikanlah manusia akan bisa eksis dan berjaya di muka bumi ini.  Sebagai suatu system, pendidikan memiliki sejumlah komponen yang saling berkaitan antara yang satu dan lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapka. Komponen pendidikan tersebut antara lain komponen kurikulum, guru, metode, sarana prasarana, dan evaluasi.
terpenting, terutama dalam mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan.  Melalui tindakan-tindakan guru ini, nasib pendidikan kita bergantung kepadanya. Sementara itu, diketahui bahwa dewasa ini tugas guru semakin terasa berat. Hal ini terjadi antara lain karena kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perubahan cara pandang dan pola hidup masyarakat yang menghendaki strategi dan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang berbeda-beda, di samping materi pengajaran itu sendiri.
Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun
Ibnu khaldun lahir di thunisia pada tanggal 1 ramadhan 732 H/27 mei 1332 M, dan meninggal dicairo tanggal 25 ramadhan 808 H/1-9 maret, ia lebih dikenal dengan sebagai pakar kenegaraan, sejarawan, dan ahli hukum dari mazhab maliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar