Senin, 25 Juli 2011

MAKALAH Fungsl, Tujuan Dan Kegunaan Evaluasi Pendidikan Islam


DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar…………………………………………………………......           i
Daftar Isi……………………………………………………………………..           ii
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar belakang Masalah……………………………………………         1
  2. Rumusan Masalah………………………………………………….        1
  3. Tujuan Makalah…………………………………………………….          1
BAB II PEMBAHASAN
  1. Pengertian evaluasi……………………………………………….           2
  2. Fungsi evaluasi Pendidikan Islam……………………………               4
  3. Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam…………………………...               11
  4. Kegunaan Evaluasi Pendidikan Islam…………………………..          18
BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan………………………………………………………....          20
  2. Kritik Dan Saran……………………………………………………          20
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (anak).
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh suro dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya.
B.   rumusan masalah

Dalam Sebagai mana di singgung latar belakang masalah maka dalam penulisan ini penulis akan memformulasikan beberapa rumusan masalah sebagai mama berikut; Bagaimana evaluasi hasil belajar.

C.   tujuan makalah

Tujuan yang ingin di tulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1)    Mengetahui fungsi evaluasi pendidikan islam
2)    Mengetahui tujuan evaluasi pendidikan islam
3)    Mengetahui kegunaan evaluasi pendidikan islam

BAB II
PEMBAHASAN


Fungsl, Tujuan Dan Kegunaan Evaluasi Pendidikan Islam

Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (anak).
Untuk mengetahui kapasitas, kwalitas, anak didik perlu diadakan evaluasi. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh suro dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya.
Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evalution”, yang berarti penilaian atau penaksiran. (John M. Echts dan Hasan Shadily, 1983 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.
Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.
Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.
Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003 : 1) secara eksplisit mengemukakan bahwa antara evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan.
Secara rasional filosofis, pendidikan Islam bertugas untuk membentuk al-Insan al-Kamil atau manusia sempurna. Oleh karena itu, hendaknya di arahkan pada dua dimensi, yaitu : dimensi dialektikal horitontal, dan dimensi ketundukan v ertikal.
Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evalution”, yang berarti penilaian atau penaksiran. (John M. Echts dan Hasan Shadily, 1983 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan[1].

Didalam bukunya Designing Evalutor Of Education and Social Program, telah memberikan uraian tentang prinsip-prinsip dasar evaluasi antara lain :
1)    Evaluasi program pendidikan merupakan kegiatan yang dapat membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.
2)    Evaluasi seyogyanya tidak memberikan jawaban terhadap suatu pertanyaan khusus. Bukanlah tugas evalutor memberikan rekomendasi tentang kemanfaatan suatu program dan dilanjutkan atau tidak. Evalutor tidak dapat memberikan pertimbangan kepada pihak lain, seperti halnya seorang pembimbing tidak dapat memilihkan karier seorang murid. Tugas evalutor hanya memberikan alternatif.
3)    Evaluasi merupakan suatu proses terus menerus, sehingga didalam proses didalamnya memungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan ada suatu kesalahan-kesalahan[2].




1. Fungsi Pendidikan Islam
Secara khusus dan lebih rinci Sudijono membahas fungsi penilaian dari tiga cara, yaitu: secara psikologis, secara didaktis, dan secara administratif. ( Sudijono, 1996: 10 )
  1. Secara Psikologis
Fungsi evaluasi akan memberikan pedoman masal bagi siswa untuk mengenal kemampuan dan status dirinya apa ia terrnasuk kelompok atas, sedang, atau rendah di dalam kelasnya. di samping itu, fungsi evaluasi memberikan kepastian kepada guru sejauh mana usaha siswanya telah tercapai, sehingga haI ini dapat dijadikan pedoman untuk menentukan langkah-langkah seterusnya, misalnya penentuan strategi mengajar.
  1. Secara Didaktis
Fungsi evaluasi berguna untuk menimbulkan dan rnemperbaiki serta meningkatkan motivasi belajar siswa. evaluasi juga berfungsi sebagai landasan guru untuk melihat hasil usahanya yang telah dicapai oleh siswanya. dalam hal ini evaluasi berfungsi mendiagnosa bagian-bagian mana yang sulit dipahami oleh siswa pada umumnya, yang selanjutnya dicari pemecahannya. Fungsi evaluasi yang lain ialah sangat berguna bagi guru unluk menentukan posisi siswanya dalam kelas, juga berfungsi untuk menetapkan status siswanya naik atau tidak, lulus atau tidak, dapat diterima atau tidak. Terakhir Fungsi evaluasi juga berguna bagi guru untuk menentukan jalan yang terbaik di dalam membimbing/memberi penyuluhan bagi siswanya.

  1. Secara Administratif
Evaluasi juga berfungsi sebagai:
laporan kemajuan dan perkembangan siswa sekolah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu.  Bahan informasi untuk dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan, dan gambaran tentang kualitas siswa apa hasilnya memperihatinkan ataukah menggembirakan.
Sedangkan menurut pendapat Rooijakkers mengatakan bahwa fungsi evaluasi ada tiga, yaitu: Fungsi hasil, fungsi proses, dan fungsi-institusional. ( Rooijakkers, Jakarta: 1991: 142-143 )
a. fungsi Hasil
Untuk me!ihat sampai sejauh mana mahasiswa berhasil untuk mengerti, artinya seorang pengajar berhasrat mengetahui sampai di mana mahasiswa atau muridnya berhasil menyelesaikan proses belajar.
b. fungsi Proses
Pengajar itu sendiri ingin         meneliti sampai di mana dia berhasil memberikan kemungkinan kepada mahasiswa untuk menyelesaikan proses belajarnya.
c. Fungsi lnstitusional
Fungsi ini berkaitan dengan lembaga untuk menentukan kelulusan seseorang murid. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sebenarnya fungsi institusional itu tidak termasuk fungsi penilaian, tetapi lebih cendrung termasuk ke dalam suatu proses belajar mengajar, artinya sete!ah pengajar mengetahui sampai di dimana mahasiswa belajar dan sampai di mana dia sendiri mengajar, maka dia harus membuat keputusan siapa dan berapa mahasiswanya harus lulus sesuai dengan peraturan lembaga yang berlaku. Dalam hal ini sebaiknya guru mengikuti peraturan tersebut.

Dari berbagai pendapat di atas, disimpulkan bahwa fungsi evaluasi berguna bagi: siswa, guru, sekolah, orang tua, dan masyarakat. Bagi siswa, evaluasi berfungsi untuk: mengetahui kemampuan dan hasil belajarnya, memperbaiki cara belajar, dan mendorong motivasi belajar.
Bagi guru, berfungsi untuk: Mengetahui kemajuan belajar siswanya, mengetahui status siswa di dalam kelasnya, mengetahui kekurangan proses belajarnya, memperbaiki proses belajar mengajarnya, dan menentukan keberhasilan siswanya.
Fungsi evaluasi bagi sekolah, evaluasi berfungsi untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan, mengetahui kemajuan dan kemunduran seko!ah, membuat keputusan pada siswa, dan mengadakan perbaikan kurikulum.
Sedangkan fungsi evaluasi bagi orang tua, evaluasi berfungsi untuk mengetahui hasil be!ajar anaknya, meningkatkan pemantauan dan bimbingan belajar, dan mengarahkan pendidikan jurusan atau sekolah lanjutannya.
Bagi masyarakat, evaluasi berfungsi untuk mengadakan kritik dan saran perbaikan kurikulum serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan usaha-usaha sekolah.
Fungsi evaluasi dalam proses belajar mengajar meliputi hal-hal:
a)    Sebagai umpan balik dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar artinya umpan balik bagi guru yang menjadi dasar untuk memperbaiki proses belajar siswa dan proses mengajar guru. Fungsi lain umpan balik atas hasil evaluasi adalah untuk membuat program tersebut bagi siswa tertentu yang mangalami kesulitan belajar.Untuk mengetahui, mengukur atau menentukan kemajuan prestasi belajar siswa. Data ini dapat dijadikan siasat laporan kepada orang tua siswa sehingga ia mengetahui kemajuan prestasi putra-putrinya.
b)    Untuk mendapatkan data tentang tingkat kemampuan siswa, bakat dan minat yang mereka miliki.
c)    Untuk mengetahui latar belakang siswa tertentu yang memerlukan bantuan khusus karena mengalami kesulitan belajar. (uzer Usman dan Seiiawati, 1993: 137)

Berikut juga dikatakan evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
a)    untuk mengetahui kesiapan anak dalam rangka menempuh suatu pendidikan tertentu.
b)    Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
c)    Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang diajarkan dapat dilanjutkan dengan materi yang baru ataukah mengurangi kembali yang telah lampau.
d)    Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan atau jabatan yang cocok untuk anak tersebut.
e)    Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam menentukan apakah seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas semula,
f)     Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai anak­-anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
g)    Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk dilepas kedalam masyarakat atau untuk melanjutkan kelembaga pendidikan yang lebih tinggi.
h)   Untuk mengadakan seleksi dan mengetahui tarap efesiensi metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. (nurkancank, sunartana, 1986: 127)
Fungsi evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan kepadanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan adeqvate (baik tidaknya) metode mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya.
Evaluasi merupakan penilaian tentang suatu aspek yang dihubungkan dengan situasi aspek lainnya, sehingga diperoleh gambaran yang menyeluruh jika ditinjau dari beberapa segi. Oleh karena itu dalam melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain :
1. Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)
Dalam ajaran Islam, sangat memperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan berpegang pada prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil (Q.S. 46 : 13-14).
2. Prinsip Menyeluruh (komprehensif)
Prinsip yang melihat semua aspek, meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman ketulusan, kerajinan, sikap kerjasama, tanggung jawab (Q.S. 99 : 7-8).
3. Prinsip Objektivitas
Dalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaharui oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional.
Tujuan dan fungsi evaluasi tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif akan tetapi meliputi ketiga ranah tersebut (kognitif, afektif dan psikomotorik). Yang mempunyai tiga prinsip yaitu prinsip keseimbangan, menyeluruh dan obyektif. Dalam kegiatan evaluasi tersebut sistem yang dipakai yaitu mengacu pada al-Qur’an yang penjabarannya dituangkan dalam as-Sunnah.
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan, fungsi pokok evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan anak didik setelah mengalami atau melakukan kegiatan pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Mengetahui kekurangan siswa sehingga dapat diusahakan mencari jalan perbaikan dan yang terakhir mengetahui keberhasilan program pembelajaran atau rencana pembelajaran yang telah disusun.
Disisi lain data yang diperoleh dari hasil evaluasi digunakan untuk perlengkapan bimbingan, membuat diagnose mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan pada hal-hal yang memerlukan remidi. Menyediakan dasar yang diperlukan untuk perbaikan kurikulum dan mengintroduksi pengalaman-pengalaman untuk mendapatkan kebutuhan individu atau kelompok siswa.
Evalusi memungkinkan kita untuk:
a)    Mengukur kompetensi kapabilitas siswa, apakah mereka telah merealisasikan tujuan yang telah ditentukan.
b)    Menentukan tujuan mana telah merealisasikan, sehingga tindakan perbaikan yang cocok dapat diadakan.
c)    Menetukan rangking siswa, Dalam hal kesuksesan mereka mencpai tujuan yang telah disepakati.
d)    Memberi informasi kepada guru tentang cocok atau tidaknya strategi mengajar yang digunakan, supaya kelebihan dan kekurangan strategi itu dapat diperbaiki.Merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana pelajaran, dan menentukan apakah sumber belajar tambahan perlu digunakan. (Ivor K Devis, Pengelolaan Belajar, 1994: 294)
apabila dikaitkan dengan proses pembelajaran, hasil penilaian berfungsi sebagai Acuan penentuan kenaikan kelas dan kelulusan, atas seleksi, alat penempatan dan alat motivasi. (Mappa, 1995: 3 - 4)
Mengacu pada beberapa pendapat di atas, evaluasi memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Fungsi Formatif
Hasil evaluasi yang digunakan untuk memperbaiki hasil beiajar dan kegiatan pembelajaran secara terus menerus atau sebagai umpan balik bagi siswa dan guru, dan mengadakan remedial (perbaikan) program bagi murid.
Evaluasi formatif adalah evaluasi hasil belajar jangka pendek, yaitu evaluasi hasil be!ajar pada akhir setiap satuan pelajaran.
b. Fungsi Sumatif
Untuk menentukan anak kemajuan/hasil belajar masing-masing murid yang antara lain untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya murid.
Dengan demikian evaluasi sumatif adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir catur wulan, akhir tahun ajaran dari keseluruhan program.
c. Fungsi Penempatan
Memberikan pengetahuan kepada guru sebagai avaluator untuk mengelompokkan siswa berdasarkan kriteria tertentu misalnya guru melakukan evaluasi terhadap kemampuan awal siswa pada materi pelajaran tertentu.

Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat/program pendidikan yang sesuai dengan tingkat kemampuan (karakteristilc) lain yang dimiliki.

d. Fungsi Diagnostik
Untuk mengenal latar belakang (psikologis, phisik dan milieu) murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tesebut membantu memecahkan kesulitan tersebut dilaksanakan dengan evaluasi diagnostik.

2. Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam
Tujuan pokok evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Indikator keefektifan itu dapai dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah laku yang terjadi itu dibandingkan dengan perubahan tingkah laku yang diha.rapkan sesuai dengan tujuan dan isi program pembelajaran. oleh karena iiu, instrumen evaluasi harus dikembangkan bertitik tolak kepada tujuan dan isi program, sehinyya bentuk dan format tes yang dikembangkan sesuai dengan tujuan dan karakteristik bahan ajar serfa propesinya sesuai dengan kekuatan dan kedalaman materi pelajaran yang diberikan. Hasil evaluasi informasi yang diperoleh betul-betul akurat mencerminkan keadaan siswa secara objektif.
Informasi yang objektif dapat dijadikan bahan masukan untuk perbaikan proses dan program selanjutnya. Evaluasi dalam pembelajaran tidak semata-mata untuk menentukan ratting siswa melainkan juga harus dijadikan sebagai tekhnik atau cara pendidikan.
Sebagai tekhnik aiau alat pendidikan evaluasi pembelajaran harus dikembangkan secara terencana dan terintegraiif dalam program pembelajaran, dilakukan secara kontinu, mengandung unsur paedagogis, dan dapat. lebih mendorong siswa aktif belajar.
Selanjutnya dijelaskan, tujuan penilaian menurut Sudjana terpisah denyan fungsi penilaian. Sebagairnana dikatakan, tujuan penilaian adalah untuk:
a)    Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa, sehinyga dapai dipahami kurangan dalarn berbagai bidang studi. Dengan cara ini pula, dapat diketahui posisi seorang siswa di antara siswa-siswa yang lain.
b)    Mengetahui keberhasilan pendidikan dan pengajaran di sekolah, yaitu seberapa jauh keefektifanya mengubah perilaku siswa ke arah tujuan insiruksional yang telah ditentukan.
c)    Menenfukan tindak lanjut hasil petrilaian, yakni melakr:kan parbaikan clan penyempurnaan dalam aroses belajar rnengajar.
d)    Memberikan pertanggung-jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, masyarakat, dan pihak orang tua.

Dalam mempertanggung-jawabkan hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah melaporkan berbagai kelebihan dan keterbatasan sistim pendidikan dan pengajaran yang diterapkan. Laporan kepada pemerintah (Depdiknas) dilaksanakan oleh pefugas khusus, sedangkan laporan kepada masyarakat dan orang tua di sarnpaikan lewat raport pada setiap akhir program, semester, atau catur wulan. (Sudjana, 1989: 3)
Sebagai contoh sebuah panitia seleksi bertujuan urrtuk mengetahui kemampuan, keterampilan, dan sikap yang ada pada calon-calon untuk jenis pendidikan tertentu. Seorang guru yang mengajar niata pelajaran         terieniu. Seorang guru yang mengajar.
mata pelajaran tertentu mengadakan evaluasi rnemiliki tujuan untuk mengetahui apakah materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa sudah dikuasai aiau belum. Menurut Thorndike dan Hagen yang dikutip oleh Chabib Thoha merinci tujuan evaluasi didasarkan pada delapan bidang, yakni:
a)    Dalam bidang pengajaran, evaluasi bertujuan menetapkan kompetensi isi pengajaran spesifik yang dimiliki oleh peserta didik dan memperbaiki proses mengajar.
b)    Dalam bidang hasil belajar, evaluasi bertujuan untuk mengetahui parbedaan kemampuan peserta didik, dan mengukur keberhasilan mereka secara individu maupun kelompok.
c)    dalam bidang diagnosiik, evaluasi melakukan diagnoslik terhadap kesulitan belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai upaya mengadakan perbaikan terhadap cara belajar yang ada.
d)    dalam bidang penempalan, evaluasi dilaksanakan untuk memperoleh informasi tentang potensi peserta didik sehingga penempatannya disesuaikan dengan bakat dan minatnya.
e)    Evaluasi dapai dipakai sebagai alat dalam mengadakan seleksi terhadap penerimaan.
f)     Evaluasi bertujuan untuk rnelakukan penilaian total terhadap pelaksanaan kurikulum pada suatu tembaga pendidikan sehingga faktor penghambat dan pendukung terhadap pelaksanaan kurikutum. (Chabib Thoha, Tekhnik Evaluasi Pendidikan, Jakarta, 1991: 8 - 9)

Dalam pendidikan Islam, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotor) ketimbang asfek kogritif. Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang secara besarnya meliputi empat hal, yaitu :
a)    Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya.
b)    Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
c)    Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya.
d)    Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota masyarakat, serta khalifah Allah SWT.

Dari keempat dasar tersebut di atas, dapat dijabarkan dalam beberapa klasifikasi kemampuan teknis, yaitu :
1.    Sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya kepada Allah dengan indikasi-indikasi lahiriah berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
2.    Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya da kegiatan hidup bermasyarakt, seperti ahlak yang mulia dan disiplin.
3.    Bagaimana peserta didik berusaha mengelola dan memelihara, serta menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, apakah ia merusak ataukah memberi makna bagi kehidupannya dan masyarakat dimana ia berada.
4.    Bagaimana dan sejauh mana ia memandang diri sendiri sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan masyarakat yang beraneka ragam budaya, suku dan agama[3].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar