Sabtu, 19 Mei 2018

MODUL I : KONSEP DASAR DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU


KEGIATAN BELAJAR I
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU
A.    Pengertian Pembelajaran Terpadu
Ada dua istilah yang memiliki hubungan yang saling terkait, yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum) dan pembelajaran terpadu (integrated learning).
1.      Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, ketrampilan, dan sikap (Wolfinger, 1994:133). Rasional pemaduan itu disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a.       Pengalaman belajar bersifat interdisipliner sehingga diperlukan multi-skill
b.      Tuntutan interaksi kolaboratif
c.       Memudahkan anaka membuat hubungan antarskemata
d.      Efesiensi
e.       Tuntutan keterlibatan anak tinggi dalam proses pembelajaran

2.      Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Bermakna artinya siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan mengbungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Menurut Aminudin, (1994). Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut:
a.       Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak;
b.      Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak(simultan);
c.       Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Menurut Anda dimana letak perbedaannya antara konsepsi kurikulum terpadu dengan pembelajaran terpadu? Apakah dari segi perencanaan dan pelaksanaannya.

B.     Karakteristik Pembelajaran Terpadu
a.       Berpusat pada siswa (student centered)
b.      Memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences)
c.       Pemisahan antarmata pelajaran tidak begitu jelas.
d.      Menyajikan konsep-konsep dari mata pelajaran dalam sutu proses pembelajaran
e.       Bersifat luwes (fleksibel)
f.       Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di antaranya:
a.       Kompetensi dasar dalam kurikulm 2004 masih terpisah-pisah kedalam mata pelajaran mata pelajaran yang ada.
b.      Pelaksanannya dibutuhkan sarana dan prasana belajar yang memadai untuk mencapai kompetensi dasar secara optimal.
c.       Belum semua guru sekolah dasar memahami konsep pembelajaran terpadu secara utuh.

C.    Landasan Pembelajaran Terpadu
Landasan ini pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, serta menilai proses dan hasil pembelajaran.


1.      Landasan filosofis
Perumusan kompetensi dan materi pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis. Ada tiga aliran filsafat sebagai berikut:
a.       Aliran progresivisme menekankan pada penekanan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran bersifat mekanistis (Ellis, 1993).
b.      Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.
c.       Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan, potensi dan motivasi yang dimilikinya.

2.      Landasan Psikologis
Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan teori belajar. Tugas utama guru membantu mengoptimalkan perkembangan siswa seperti perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan moral melalui proses belajar. Pandangan Psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu sebagai berikut.
a.       Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
b.      Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan antara gagasan yang ada.
c.       Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
d.      Keseluruhan perkembangan anaka adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistik).

3.      Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. landasan praktis dalam pembelajaran terpadu sebagai berikut.
a.       Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.
b.      Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya saling terkait.
c.       Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga dipelukan usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
d.      Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran terpadu sehingga siswa akan mampu berfikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.

4.      Perlu dipertimbangkan landasan IPTEK
Untuk menyelaraskan materi pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia IPTEK, baik secara langsung maupun tidak langsung.

D.    Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1.      Tidak terlalu luas.
2.      Harus bermakna
3.      Disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa
4.      Sebagian besar minat siswa
5.      Mempertimbangkan peristiwa yang otentik
6.      Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
7.      Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1.      Guru hendaknya tidak otoriter yang mendominasi aktivitas pembelajaran
2.      Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
3.      Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran
Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self evaluation) di samping bentuk penilaian lainnya.
2.      Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilam pencapaian tujuan dan kompetensi yang telah disepakati.

E.     MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU
Beberapa manfaat yang dipetik dalam pembelajaran terpadu, antara lain:
1.      Menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2.      Siswa melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat
3.      Meningkatakan taraf kecakapan berpikir siswa
4.      Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi
5.      Memberikan penerapan-penerapan dunia nyata
6.      Pemaduan antarmata pelajaran diharapkan penguasaaan materi akan semakin baik dan meningkat
7.      Pengalaman belajar antarmata pelajaran sangat positif untuk membentuk pendekatan menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
8.      Motivasi dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran antarmata pelajaran
9.      Membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetrahuan awal siswa
10.  Terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara para guru, para siswa, guru-siswa dan siswa-nara sumber lain, belajar lebih menyenangkan belajar dalam situasi yang lebih nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

KEGIATAN BELAJAR II
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula , ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti :
1.      The connected model (model terhubung)
2.      The webbed model (model jaring laba-laba)
3.      The integrated model ( model integrasi)
4.      The nested model (model tersarang)
5.      The fragmented model ( model fragmen)
6.      The sequenced model ( model terurut)
7.      The shared model ( model terbagi)
8.      The threaded model (model pasang benang)
9.      The immersed model (model terbenam)
10.  The networked model (model jaringan)
Menurut Prabowo (2000:3), dari kesepuluh model tersebut, ada 3 model yang dipandang layak untuk dikembangkan dan mudah dilaksanakan pada pendidikan formal (sekolah dasar). Ketiga model itu adalah the connected model (model terhubung), the webbed model (model jaring laba-laba), dan the integrated model ( model integrasi).  Selain itu juga, hanya 3 model tersebut yang digunakan pada kurikulum PGSD.
Model yang sesuai untuk pembelajaran SD adalah model yang disesuaikan oleh kondisi dan situasi saat itu. Semua model akan berjalan dengan baik dan mulus asalkan cocok dengan kondisi saat itu. Dan semua model itu adalah baik untuk pembelajaran.
Setelah mengetahui bahasan dari 3 model pembelajaran terpadu yang menjadi kurikulum PGSD, Berikut ini adalah makna yang terkandung dalam 7 model dari 10 model pembelajaran terpadu.
A. The Nested Model (Model Tersarang)
Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada  kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Contoh : pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.
Keunggulan model sarang antara lain : kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
B. The Fragmented Model ( Model Fragmen)
Model Penggalan (Fragmented) adalah model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill), dan peta konsep (organizing skill).  Yang merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan berpikir, dan ketramplan mengorganisir.
Kelemahan model ini : siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.

C. The Sequenced Model ( Model Terurut)
Model Pengurutan (Sequenced) adalah model pembelajaran yang topic atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topic-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling mendukung.
Contoh: pada mata pelajaran IPA dan matematika tentang pengukuran. Pelajaran IPA= suhu(Kelvin, derajat, Fahrenheit, Reamur. Pelajaran matematika= cara pengolahan data. Dengan cara penambahan, pengurangan,  pembagian, dan perkalian.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topic, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut.
Kelemahan model pengurutan antara lain perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya

D. The Shared Model ( Model Terbagi)
Model Irisan (Shared) adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu focus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
Contoh: menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema.
Keunggulan model ini antara lain adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.
Kelemahan model ini antara lain adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.

E. The Threaded Model (Model Pasang Benang)
Model Bergalur (Threaded) adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.
Contoh: disuatu mata pelajaran, membutuhkan pemecahan masalah dari mata pelajaran lainnya.

Keunggulan model ini antara lain : konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Niali lebih dari model ini adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superordinat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.
Kelemahan model ini antara lain : Hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.

F. The Immersed Model (Model Terbenam)
Model Terbenam (Immersed) adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMU dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah ; setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dpat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMU. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini antara lain : siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.

G. The Networked Model (Model Jaringan)
Model Jaringan Kerja (Networking) adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini : siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedeng berlangsung.
Kelemahan model ini adalah : kemnkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.

 DATFTAR PUSTAKA

Hernawan, Asep Herry Drs. Dkk. (2009).Pembelajaran Terpadu di SD.Jakarta:Universitas Terbuka
Depdiknas. 1996. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD Dan S-2 Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Trianto ,S.pd.,M.pd. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: prestasi pustaka publisher

Tidak ada komentar:

Posting Komentar